Jam
menunjukkan pukul 24.57, artinya tinggal tiga menit pas tengah malam. Raja
malam menguasai sebagian dunia tanpa sinar mentari, hanya cahaya-cahaya buatan
manusia yang menjadi penghias selama gelap gulita menyelimuti. Di atas meja
ini, seperti biasanya kumenatap layar seorang diri sambil mengetik tepat
dibawah sinar lampu yang setia menemani. Di sekelilingku suasana sunyi, diluar
sana masih terdengar bisikan kendaraan dan itupun hanya sekali-kali, juga
terdengar bunyi alarm tanda kereta lewat dan juga sekali-kali bunyi gemurung
kereta lewat ketika waktunya tiba. Beginilah sepercik suasana malam di saat semakin
meninggi...begitu damai meski fisik semakin melemah dan mata rasanya ingin
dilelapkan dalam cengkaraman wahana tempat tidur.
Sedikit
bercerita-cerita dalam nuasa sunyi ini, cerita suasana hidup seorang perempuan
yang kucinta dan dua sahabat terdekat, cerita hasil komunikasi via telpon.
Sesampai di gubuk mewah uang rakyat ini, sekitar usai Isya malam ini. Tiba di
gubuk ini, kumerenggangkan tubuh di atas kasur empuk nan nyaman setelah melepas rancel,
jam tangan dan baju. Tidak lupa kuambil HP dalam kantong rancel, berbaring sambil mulai memainkan layar HP dan ditampilan Line terlihat seorang perempuan
memanggil, perempuan itu adalah my someone special. Kembali kumemanggilnya
sambil mengambil handset supaya bisa
santai dan nyaman berbincang-bincang dengannya. Ngobrol bersamanya, rasanya sangat
capek dari hasil menyisiri jalan dalam kondisi macet walaupun panas sedikit
reda. Ngobrol panjang lebar dalam waktu yang lama dengan nuansa canda tawa,
nampaknya dia bahagia dengan semangat bercerita sambil ketawa. Bercerita
tentang sahabatnya, skripsi, dosen yang berbaik hati kepadanya, saran-sarannya
kehidupan ke saya dan tentang dia dengan Ibu dan Ayahnya. I like if she is in that condition, no bad mood but good mood.
Setelah
lama ngobrol, bincang-bincangnya pun selesai
dan HP dimatiin. Tidak lama kemudian, sahabat yang sudah lama tidak bercakap
denganku lekas kutelpon. Dia tinggal di Malang dan sekarang lagi menyusun
skripsi. Percakapan yang lumayan aneh dan sangat seru, aku dibikin capek ketwa.
Selain dia bercerita tersiksa juga bikin ketawa minta ampun. Awalnya dan
akhirnya berbicara skripsi, berceritalah dia dan diselingi dengan
pertanyaan-pertanyaan. Jelasin tentang skripsi yang sedang digarapanya...wow agak rumit dimengerti. Saking susahnya dia-pun kewalahan
mengerjakannya dan katanya barusan dia serius dalam belajar dan menguras otak,
sungguh mengkhawatirkan sembari kami menerwatakannya. Ditengah-tengah
pembicaraan, berbicara tentang gadis-gadis potensial, ada juga gadis yang kaya
tapi dijadikan bahan lelucon. Lelucon, bagaimana kalau mendekati gadis itu
karena kaya dan orangtuanya pejabat. Tapi itu hanyalah lelucon karena kemuakan
dengan para pejabat daerah. Sebenarnya masih banyak yang perlu dibicarakan tapi
biasa pulsa udah mendekati skarat.
Setelah
bercanda tawa dalam kesusahaanya menyelesaikan tugas akhir, kulihat tampilan Line, sahabat dari pulau terpencil
Sumenap memanggil dua kali, dan sekarang dia telah singgah mengadu nasib di
Sumena. Aku pun lekas memanggilnya dan ngobrol bincang-bincang dengannya tapi
dalam nuansa sedikit kurang seru. Ada sedikit permintaannya dan tidak dapat
kupenuhi karena keterbatasan, ya mau diapalagi tidak bisa dipaksakan dan jangan
seolah-olah sok bisa. Tetapi aku tidak kehilangan alternatif, kusarankan opsi
lain dan akan ditindaklanjuti. Dia sudah beristri tetapi ingin berjuang mengadu
nasib di Ibu Kota tanpa pendamping hidupnya itu. Dia harus melalui beberapa hal
untuk sampai di tempat tujuan untuk berjuang, sedikit mengkhawatirkan tapi
itulah perjuangan.
Beginilah
sedikit cerita malam ini, mungkin karena ketidakbiasaan atau sudah capak
makanya tidak melakukan pemaparan secara detail tentang hasil-hasil komunikasi
dengan perempuan yang kucinta dan dua sahabat yang kusayangi. Itulah sedikit
suasan hati dan luar hatinya para manusia-manusia itu. Aku hanya bisa berkata
inilah hidup, semua punya rasa, kondisi dan nasib masing-masing. Hanya sang
Pencipta yang tahu apa yang akan kita lalui dan capai kedepannya. Setidaknya berikhtiar-berjuang...wahai
anak muda.
Kalibata, 28-29 Maret 2016.
0 komentar:
Post a Comment