Hari ini telah datang momen kebahagian pada sang Yunda Juned. Yundanya atau mbaknya telah dipinang oleh sesosok laki-laki yang raut wajahnya kelihatan sabar. Beberapa menit yang lalu, kami (Jus, Sayyap, dan Taqwin) habis memakan makanan mereka yang enak dan lezat. Sambil makan, kuamati mereka berdua di depan dengan menggunakan gaun pengantin ala Jawa. Pengantin laki-laki dan perempuan begitu kelihatan bahagia dan saling cubit-cubitan satu sama lain...ohh, bahagianya mereka. Catatan: "akan datang masanya kami-kami di kontrakan IMMI (Ikatan Pelajar/ Mahasiswa Massenrempulu Indonesia) duduk dipelaminan bersama sang pujaan hati".
Sekilas tentang pengantin perempuan dan adik sebatang wayangnya. Pengantin perempuan adalah seorang "Janda, Maaf" dan harus disyukuri karena sang Kuasa masih memberikan kesempatan kepada dia untuk menikmati hidupnya di dunia. Pengantin perempuan begitu tabah dan sabar ketika diamati perjalanan hidupnya selama bertetangga dengan mereka. Lihat saja, selain hari-harinya digunakan mengulas keringat demi menafkahi dirinya dan adiknya, juga merawat adiknya dengan penuh ketabahan dan kesabaran - "subjektifku". Mohon maap, adiknya adalah sesosok pemuda yang kurang normal dan sebagian hari-harinya dihabiskan mondar mandir di depan kontrakan para pejuang dari Massenrempulu - "kami". Adiknya juga penulis juluki sang perokok tanpa bersusah payah mencari uang (senasib dengan mahasiswa perokok yang uang orang tuanya dibelikan rokok).
Berangkat dari hidup pengantin perempuan yang hanya tinggal bersama dengan adiknya memperlihatkan dia adalah sesosok yang perlu dikagumi. Dia mampu tinggal dan merawat dan mencari nafkah untuk adiknya tercinta. Bahagianya dirinya yang sementara duduk di kursi pengantin bersama sang pujaan hati dan diamati oleh tamu-tamunya. Semoga dia dapat bertahan bersama suami barunya dan menghasilkan buah hati yang pintar dan dapat mengangkat derajat keluarganya di masa yang akan datang.
Kebahagian telah menghampiri tetangga kami dan disisi lain telah lahir kegelisahan di kontrakan tercinta. Penulis menjuluki momen hari ini sebagai "Dua Dunia Kontradiktif". Dua dunia kontradiktif telah lahir pada waktu yang bersamaan dengan penghuni yang berbeda. Dua dunia itu yaitu "Dunia Kebahagian dan Dunia Kegelisahan". Sudah di ungkapkan di atas sekilas dunia kebahagian dan kalimat-kalimat yang menyusul berikutnya adalah "Dunia Kegelisahan.
Dunia kegelisahan telah menghampiri penghuni kontrakan IMMI. Penghuni kontrkan anak-anak IMMI ditarik masuk dalam dunia kegelisahan. Kegelisahan dan kemarahan disebabkan dari unsur-unsur dunia kebahagian. Bagi anak-anak Maspul, bukan lagi alunan musik merdu dan eksotis ala jawa tapi bagaikan petir yang menampar gelandang telinga karena saking kerasnya. Kegelisahan menyelimuti para anak-anak Maspul terutama Gias dan Sayyap. Gias yang sering main Game dengan musik tinggi akhirnya gelisah dna marah ketika mendengar suara yang tidak senada dengan hatinya. Sayyap-pun tidak hampir jauh beda tingkah lakunya dengan Gias. Dua anak imut ini kemungkinan besar seringkali merisaukan tetangga-tetangga di malam hari - "Jus dan Iccang biasa juga terlibat dalam kekonyolan itu". Aplagi Kanda Doko yang sekarang lagi di kampong halaman, kecuali Taqwin yang belum pernah kelihatan memutar musik yang keras.
"Untukmu yang Bahagia dan Gelisah"
Malang, 27 Maret 2013
0 komentar:
Post a Comment