Untuk Sang "Pujaan"
"Kuingin berpaling , lari dan memisahkanmu dari pikiranku. Sebenarnya kubisa saja melakukannya namun hatipun rasanya sakit, entah mengapa aku tak tahu. Atau mungkin saja disebabkan sikap yang engkau berikan dan selama ini kuperlakukan diri ini begitu keras. Akupun dilanda kebingungan, rasanya bimbang dan dihajar melankolis. Lahirpun tanyaku, kuharus bagaimana mengatasi keresahan ini? keresahan berlarut-larut. Lepas dari semua itu, kebahagian datang seketika ketika komunikasi dijalan, apalagi terjalinnya komunikasi yang lancar, mengingat senyiman manismu dan kemarahanmu (membuatku semakin menyukaimu). Walaupun kadangkala itu hanya berjalan sebentar saja dan seketika pergi dan datang lagi....begitulah seterusnya. Pertanyaanku, apakah diriku sering terlintas dipikiranmu atau minimal kau pernah mengingatku dan ingin mengarungi kehidupan bersamaku?. Sebuah tanya untuk gadis yang rencanya kuabdikan sisa hidupku kedepannya."
"Kau memang gadis pengeluh dan kuakui bukan gadis fighter....kau manja dan tidak sabaran bahkan pernah kau meneteskan air mata didepanku. Tepi semua itu kuabaikan dan sosok sepertimu membuat hati begitu nyaman, sosok yang mau belajar, nyaman diajak komunikasi dan memiliki prinsip (entah apakah masih bertahan sampai saat ini - "I don't know"."
Pare, 4 April 2015
0 komentar:
Post a Comment