Peputaran waktu tak henti berlangsung, terang menuju gelap, gelap menuju terang, tak istrahat menjadi saksi perkembangan jagad raya dan seisinya. Perkembangan, pertumbuhan dan kemajuan pribadi manusia yang sedikit malang nasibnya ini yaitu Muh Jusrianto juga disaksikannya. Rasanya waktu banyak terbuang selama ini, sebagian besar waktu sebelumnya yang seharusnya dihabiskan meningkatkan kualitas diri namun disia-siakan. Menjalankan aktivitas yang kotra-produktif baik dalam kondisi sadar maupn tidak. Walaupun disadari aktivtas itu bukanlah sia-sia tetapi kebanyakan arus yang membawa diri.
"Jika ingin menjadi manusia berkualitas jangan gentar melawan arus negatif, lahirkanlah sejarah perjuangn sendiri yang konstruktif". Artinya, jika menginginkan diri menjadi manusia sebenarnya manusiakan diri sendiri dan sesama melalui tekad kuat. Harus disadari bahwa dengan tekad kuat apapun yang dianggap sulit dan mustahil dilalui, yakinlah ketika tak gentar melalui proses dalam menyelesaikannya pasti yang mustahil terselesaikan. Misalnya saja, dalam tiga minggu terakhir ini beberapa hal yang tak terbayangkan dapat terselesaikan walaupun hasilnya kurang maksimal. Tugas untuk ke Kedutaan Timor Leste telah selesai walaupun tidak ada hasilnya tapi terarahkan ke Kementrian Luar Negeri. Di Kementrian Luar Negeri bagian Direktorat Jenderal Asia Timur dan Pasifik terkhusus di bagia Timor Leste dapat ditembusi.
Walaupun yang diharapkan tidak terealisasi di Kemenlu tetapi dapat pencerahan dari Ibu Andaluz dan dibantu untuk melanjutkan penjelajahan ke Kementrian Pertahanan. Selain itu, Ibu Andaluz dan Pak Dirhan akan membantu dengan mengirimkan data-data yang sifatnya terbuka ke e-mail saya. Dari Kementrian Luar Negeri lanjut ke Kementrian Pertahanan dan begitu mudahnya ketemu dan komunikasi dengan Pak Purwoko atas bantuan Ibu Andaluz. Pak Purwoko yang bagian kerjasama internasional mempertemukan saya dengan Pak Penny bagian analisis strategis. Hasil pertemuan dengan kedua tokoh di Kemhan menambah pengalaman dan membuka cakrawala berpikir.
Beberapa lembaga yang saya masuki selama tiga minggu terakhir ini di Ibu Kota menjadi pendukung pengalaman dan langsung berkomunikasi dengan dosen Pembibing yaitu Ibu Dyah dan Pak Ruly. Pak Ruly memberikan pencerahan lagi tentang tindak lanjut dari skripsi saya begitupun dengan Ibu Dyah yang menganjurkan ke Lembaga Kompas untuk mencari data. Masukan dari kedua dosen pembimbing hasil refleksi dari hambatan dan kendala dilapangan. Sehabis Sholat Jum'at dini hari, langsung meluncur ke Pusat aktivtas Kompas Gramedia. Di sana secara administratif tidak rumit dan dapat men-akses data-data di bagian Pusat Informasi Data. Lumayan dapat data-data dari Kompas Gramedia walaupun sedikit.
Beberapa lembaga yang saya masuki selama tiga minggu terakhir ini di Ibu Kota menjadi pendukung pengalaman dan langsung berkomunikasi dengan dosen Pembibing yaitu Ibu Dyah dan Pak Ruly. Pak Ruly memberikan pencerahan lagi tentang tindak lanjut dari skripsi saya begitupun dengan Ibu Dyah yang menganjurkan ke Lembaga Kompas untuk mencari data. Masukan dari kedua dosen pembimbing hasil refleksi dari hambatan dan kendala dilapangan. Sehabis Sholat Jum'at dini hari, langsung meluncur ke Pusat aktivtas Kompas Gramedia. Di sana secara administratif tidak rumit dan dapat men-akses data-data di bagian Pusat Informasi Data. Lumayan dapat data-data dari Kompas Gramedia walaupun sedikit.
Jadi penjelajahan selama tiga minggu terakhir dirasa kurang maksimal dan itu ditentukan dengan usaha. Tetapi lumayan menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan di Ibu Kota yang tidak kalah sadis kondisinya dengan mendaki Gunung Panderman pas di atasnya Kota Batu di Malang-Jawa Timur.
0 komentar:
Post a Comment