Hati yang tidak konsisten pada satu sosok perempuan menjadi duri dalam kehidupanku. Selama ini, sebagian untain kalimat yang kukeluarkan pada seorang perempuan hanya ilusi belaka. Aku belum sanggup mentransfomasikan untaian ilusi yang manis menjadi sesuatu yang eksis (ada/nampak). Janji-janji itu hanyalah kebohongan belaka, tetapi itu dapat terealisasi ketika kita komitmen dan kosisten untuk berusaha. Komitmen dan keloyalatas-an ku sangat kurang dan beberapa waktu lalu kau mengingatkanku akan kedua konsep itu. Untuk itu, diri ini butuh pendampingan dari sesosok perempuan yang selalu mengingatkan dan manasehatiku. Kesadaranku telah muncul bahwa semua itu sangat perlu, terutama konsisten pada satu Cewek. Cewek adalah cahaya yang akan menerangi kehidupanku dan sangat diharapkan kehadirannya. Ilusi yang pernah kuungkapkan seperti "perempuan wajib dihormati dan dihargai" akan kuwujukan, salah satunya kepadamu.
Aku ingin membaptismu dengan nama sang "Rembulan". Rembulan itu penuh kehalusan dan keindahan dan tidak bisa berbohong pada siapa-siapa. Rembulan akan menjadi dirinya sendiri yang akan selalu memancarkan cintah dan kasih sayang. Rembulan yang ada diatas langit adalah ciptaan Tuhan dan ditakdirkan untuk menerangi bumi pada di kegelapan dan itu pun tidak rutin disetiap malam. Tetapi kamu "Rembulan" yang berwujud manusia yang juga sebagai ciptaan Tuhan, dapat melampaui kebesaran makna Rembulan yang ada diatas sana pada malam hari. Rembulan (kamu) bukan hanya memancarkan cahaya, keindahan dan kelembuatan pada malam hari, tetapi kau bisa memancarkan cahaya jernih sepanjang waktu. Cahaya keindahan dan kelembutanmu kuharapkan hadir dan menemaniku perjalan hidupku. Harapan itu adalah refleksi dari cinta dan kasihku kepadamu. Status pacaran tidak penting lagi bagiku saat ini, aku ingin berpcaran dengan menggunakan perspektif agama (Islam) yaitu berpcaran paska menikah. Jika sang berkehendak (Tuhan) meridhoi kita akan saling memiliki. Itu dapat terjadi ketika kau bisa menyayangiku dan mencintaiku apa danya (bukan ada apanya). Prinsipku, tidak ada paksaan dalam mencintai dan mengasihi, itu akan lahir karena kesadaran dan kebutuhan akan nikmatnya berhubungan.
Jika kau ingin menjadi "Rembulanku", apakah kau siap kubaptis dengan nama "Rembulan"?
Jika kau ingin menjadi "Rembulanku", apakah kau siap kubaptis dengan nama "Rembulan"?
Juice To Alah # Malang, 13 Januari 2013 04:24
0 komentar:
Post a Comment