"Massenrempulu: Waroeng Makan Kenangan"

Di atas sini kumainkan jemari dengan menggoyangkannya di atas tombol laptop, iramanya tidak menentu tetapi tetap kunikmati. Di atas sini suasanya sungguh bagus, angin bersepo-sepo nan lembut tidak henti menggerakkan rambut lurusku, sungguh menyegarkan. Di atas sini nampak dan jelas terlihat hamparan gunung-gunung yang membentuk dirinya sendiri. Di depan sana terdepat gunung yang sangat seksi, model-nya seperti “barang perempuan” segingga terkenal dengan “gunung nona”. Dari sini tepatnya di Warong Makan Kenangan Enrekang, bukan hanya perasaannyaku saja tetapi memang seperti apa adanya dimana terlihat pemandangan yang sungguh indah di pandang.
Kekaguman melihat dan menikmati bagian terkecil cakrawala indah Enrekang dari sini tidak dapat dielakkan, apalagi melirik ke atas sana yang terdapat gunung batu “Gunung Bamba Puang”. Hanya manusia-manusia yang tidak cinta keindahan mengabaikan indahnya suasana seperti di depan sana dan di atas sana. Apalah arti sebuah hidup ketika tidak cinta keindahan karena pada dasarnya “Tuhan telah menciptakan sesuatu yang indah-indah”. Salah satu tujuan hidup adalah menikmati yang indah-indah, jadi wajar jika banyak manusia-manusia bumi yang meluangkan waktunya dan menikmati yang indah-indah. Gunung Nona dan hamparan gunung disekitarnya harus dinikmati karena memiliki keindahan yang luar biasa. Bisa jadi bentuk gunung-gunung di dunia tidak ada yang menyerupai-nya, mungkin saja.
Ketika kuputuskan singgah sejenak ditempat ini, kekaguman-pun langsung seketika muncul tanpa meminta ijin. Aku-pun lekas turun dari motor dan melangkahkan kaki menuju waroeng “Kenangan” menaruh barang. Tidak berpikir panjang saya mengambil smartphone di Tas untuk mengambil picture. Tapi apalah daya, ternyata energy Bateria-nya habis dan tidak ada satupun picture pemandangan dari sini kuambil. Sungguh sial diriku ini. No problema, intinya saya bisa merasakan indahnya pemandangan dari sini dan telah sampai merajuk ke dalam hati dan pikiran, apalagi “Gunung Nona” itu. Bukan hanya itu, alunan angin dan gadis cantik pemilik warung-pun jadi penyejuk. Jadi tidak rugi sama sekali, bahkan muncul plus point, disyukuri karena ada ciptaan Tuhan lain yang indah dan menjadi sedikit tambahan menghibur mata.

Tidak berhasil mengabadikan diri dan hamparan gunung di depan sana, untungnya saja saya membawa laptop dan menfungsikannya sebagaimana mestinya. Saya-pun merangkai kata-kata dan mengabadikannya dalam bentuk tulisan apa yang saya lihat dan nikmati dari sini. Bukanlah persolan bahkan tulisan ini bisa menjadi kenangan seperti nama warung ini “Waroeng Kenangan”. Entahlah kenapa waroeng ini dinamakan Kenangan, saya tidak ingin mengetahuinya sebab muasal terminologinya, yang penting cukup menarik namanya. Dalam urusan marketing dapatlah ya, apalagi para pemuda-pemudi yang ingin melahirkan momen-nya disini dan menjadi kenangan buat mereka. Hahahahaha.

Kotu, 12 Januari 2016

0 komentar:

Post a Comment

 

My Profil

My photo
Batu Bolong, Makassar/Sulsel, Indonesia
Someone on the photo is independent writer in this blog namely Muhammad Jusrianto from Latimojong, Enrekang, South Celebes, Indonesia. Latimojong is one of the deepest areas which has the highest mountain in Celebes island, named as Latimojong Mountain. Although spending time and growing in underdeveloped area, he has a great spirit to attend higher education. He spent four years, from 2010 to 2014, to finish his study International Relations Department of University of Muhammadiyah Malang in Malang, East Java. After completing an undergraduate degree, he decided to closely keep in touch with English for preparing himself to attend master degree abroad, whereas running the responsibilities in The Institution of Tourism and Environmentalist at HMI. Now he is a IELTS tutor in Insancita Bangsa Foundation and a director of Information and Communication in LEPPAMI HMI.

Popular Posts

Musik

Video