"Suka Duka Di Ibu Kota"


Dini hari (Rabu, 30 Desember 2015) menandakan hidup di Jakarta genap satu bulan. Akhirnya bisa juga bertahan di Kota yang begitu ganas, ganas karena panas dan macet. Sesak-pun seringkali menghampiri, rasanya bosan dan jenuh. Menjalani hari dalam kondisi yang kurang membahagiakan menimbulkan kelisahan, gelisah mengganggu ketenangan pikiran dan hati. Ketidakberimbangan internal diri menjadi penyakit bagi psikis. Tentunya hal seperti ini kurang baik bagi kesehatan berpikir.
Namun, kondisi-kondisi apapun dan bagaimanapun yang menghampiri di Ibu Kota. Hanya satu kata "LAWAN", lawan dengan mental baja atau besi keningan. Ingatlah selalu ketika berada di hutan rimba, mental kuat menghadapi tantangan kerasnya alam. Bandingkan bahwa kerasnya tantangan ekspedisi alam lebih keras dibanding hidup di Ibu Kota. Jurus itu teryata jitu dijadikan prinsip walaupun berbeda cara menjalaninya antara kerasya kota dan alam liar.
Berpikir positif juga sangat ampuh melawa tantangan, positif merespon segala tantangan. Energi positif muncul dari memaknai hakikat sebuah hidup, hidup itu punya tujuan. Datang ke Ibu Kota berarti secara otomatis memiliki tujuan, tentunya sebuah cita-cita mulia. Tujuan untuk lanjut study, entah lanjut dimana nantinya, apakah di dalam negeri atau luar negeri. Setidaknya memulainya dari ibu Kota, bagaimana belajar menyebarkan sayap dan bagaimana cara lebih mandiri. 
Selalu berusaha memetik nilai-nilai positif yang didapatkan dan mempelajari hal-hal yang negatif. Positif dan negatif selalu ada dalam kehidupan, sebuah konskwensi kehidupan maka dari itu harus diterima. Ibu Kota dapat dijadikan guru besar, sebuah tempat yang mengajarkan banyak hal tentang realitas kehidupan - "objektivitas Indonesia". Untuk itu jangan pernah lari dari kenyataan kondisi dan berusahalah menghadapinya untuk mengambil keuntungan yang lebih besar.
Bertahanlah menjalani hidup di Ibu Kota, satu bulan sudah dilalui dan menjadi kode bahwa hari-hari selanjutnya mampu dijalani. Persoalan sampai sekarang belum ada aktivitas yang jelas bukanlah sebuah masalah besar. Yakin akan ada aktivitas-aktivitas yang jelas menunggu dan soal itu tergantung usah, lagi-lagi ingat pelajaran Ideopolstraktak. Konsepsi Ideopolstraktak menjadi keharusan dimanifestasikan untuk menghadapi realitas kehidupan. Bertahan dan majulah adalah kata yang patut dipegang dan diperjuangkan.

0 komentar:

Post a Comment

 

My Profil

My photo
Batu Bolong, Makassar/Sulsel, Indonesia
Someone on the photo is independent writer in this blog namely Muhammad Jusrianto from Latimojong, Enrekang, South Celebes, Indonesia. Latimojong is one of the deepest areas which has the highest mountain in Celebes island, named as Latimojong Mountain. Although spending time and growing in underdeveloped area, he has a great spirit to attend higher education. He spent four years, from 2010 to 2014, to finish his study International Relations Department of University of Muhammadiyah Malang in Malang, East Java. After completing an undergraduate degree, he decided to closely keep in touch with English for preparing himself to attend master degree abroad, whereas running the responsibilities in The Institution of Tourism and Environmentalist at HMI. Now he is a IELTS tutor in Insancita Bangsa Foundation and a director of Information and Communication in LEPPAMI HMI.

Popular Posts

Musik

Video