Salahkah jika kuberfikir, untuk apa manusia diadakan di dunia. Padahal sang Kuasa maha tahu segala-galanya dalam dialognya dengan salah satu ciptaannya yaitu Malaikat, sudah tahu sikap, perilaku dan cara berpikir manusia di dunia. Manusia itu penuh dengan kebusukan dan jarang kita jumpai manusia yang baik hati, murah senyum dan memanusiakan dirinya sendiri dan orang lain. Penghianatan yang melahirkan kekecewaan sudah menjamur di dunia ini, bahkan salah satu subjek dan objeknya adalah saya sendiri. Melihat diri sendiri dan orang lain melahirkan skeptis yang luar biasa akan kelangsungan kedamaian dan kebahagian dunia ini. Apakah diriku sudah terbelenggu dalam sifat asali manusia? ataukah optimisme harus dimotivasi dan terus berkibar untuk masa depanku. Kadangkala jika kuberfikir seperti ini, kutakut Tuhan marah pada saya dan akan ada musibah yang menyerang diriku. Tapi saya harus percaya bahwa Tuhan kan Maha segala-galanya termasuk Maha bijaksana. Jadi, mestinya ketakutan akan mesibah yang menimpa diri dihilangkan karena setiap individu akan ada jalannya masing-masing.
"Berjuang dalam skeptis dan optimisme menuju kesuksesan diri"
0 komentar:
Post a Comment